Tampilkan postingan dengan label Tanaman Hias Bunga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tanaman Hias Bunga. Tampilkan semua postingan

Kamis, 13 November 2014

Klasifikasi Tanaman Hias Bunga Krisan

Tanaman Bunga Krisan (chrysantemum) merupakan tanaman hias bunga yang mempunyai potensi untuk dibudidayakan dalam skala komersial. Terutama sebagai tanaman hias dalam pot maupun sebagai bunga potong.Tanaman Krisanthemum yang tertua adalah Tanaman Krisanthemum Cina yang bentuknya mirip dengan bunga daisy di Cina juga. Saat ini budidaya bunga krisan telah banyak ditanam di negara Barat dan Eropa. Bunga Krisan bahkan diangkat menjadi bunga nasional negara Jepang. Tanaman Krisan masih tergolong ke dalam famili yang sama dengan bunga aster dan daisy, yaitu famili Asteraceae.

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Klas : Dicotiledonae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : chrysantemum
Spesies : chrysantemum morifolium ramat, chrysantemum indicium, chrysantemum roseum, chrysantemum maximum, chrysantemum coccineum, dan lain-lain.

Ciri Ciri Bunga Krisan

Klasifikasi Tanaman Hias Bunga Krisan
Bentuk daun krisan seperti (Chrysantemum Morifollium), khususnya pada bagian tepinya tampak bercelah dan bergerigi. Daun tersebut tersusun secara berselang-seling pada cabang atau batangnya.

Batang Tanaman Krisan tumbuh tegak, berstruktur lunak, dan berwarna hijau. Namun demikian, jika dibiarkan tumbuh terus maka batang pun akan menjadi keras berkayu dan warnanya menjadi hijau kecokelat-cokelatan.

Akar dari Tanaman Krisan juga dapat menyebar ke semua arah dengan ke dalaman 30 cm hingga 40 cm. Akarnya mudah mengalami kerusakan akibat pengaruh lingkungan yang kurang baik. Misalnya, keadaan pengairan yang jelek, kandungan unsur Aluminium dan mangan dalam tanah yang tinggi dan tanah yang terlalu masam atau pH rendah.

Bunga Krisan memiliki banyak variasi kelopak, yaitu tunggal dan pertumpuk dengan ukuran kecil hingga ukuran sangat besar. Bunga Krisan tumbuh tegak pada ujung tanamandan tersusun dalam tangkai (tandan) berukuran pendek sampai panjang. Bunga Krisan memiliki berbagai bentuk yang menarik.

Bunga Krisan sangat beraneka ragam dan dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan sebagai berikut.

  • Tunggal
    Pada setiap tangkai hanya memiliki satu kuntum bunga. Piringan dasar bunganya sempit dan sususnan mahkotabunganya hanya satu lapis.
  • Anemone
    Helai bunganya berbebntuk lebar, sekilas mirip dengan bunga tunggal. Namun, piringan dasar bunganya lebih tebal dan lebih lebar.
  • Besar
    Di setiap tangkainya hanya terdapat satu kuntum. Tetapi ukurannya besar yaitu dapat mencapai 10 cm. Oleh karena itu, piringan dasar tidak kelihatan. Mahkota bunganya memiliki banyak variasi, anatara lain melekuk ke dalam atau ke luar. Pipih, panjang, bebrbentuk sendok, dan lain-lain.
  • Pompon
    Karakteristik bentuk bunga pompon adalah bulat mirip bola. Mahkota bunga menyebar kesegala penjuru.. Piringan dasar dari mahkota tidak tampak.
  • Dekoratif
    Penampilan bunga krisan ini memang sangat dekoratif. Bunganya bebrbentuk bulat seperti bola. Mahkota bunganya bertumpuk-tumpuk rapat, di tengah pendek dan semakin ke tepi semakin panjan. Piringan dasar bunga tidak tampak.

Berkat teknik disbudding, jumlah kuntum bunga dibuat hanya satu yang kemudian dikenal dengan krisan standar atau krisan tunggal. Contohnya, krisan shamrock, dark red pompon. Regal mistdan Borholm.

Berdasarkan kuntum bunganya, krisan pun ternyata juga memiliki karakter masing-masing. Anatara lain sebagai berikut.

  • Spray
    Setiap tangkai memiliki sekitar 10 hingga 20 kuntum bunga. Namun, ukuran diameternya kecil-kecil, yaitu sekitar 2 – 3 cm. Contoh krisan jenis spray antara lain krisan Puma, Granada, Salmon, Klondike, dan sebagainya.
  • Standar
    Setiap tangkai memiliki 1 kuntum bunga dan biasanya berukuran besar.

Selain aneka bentuk bunga tersebut, dikenal pula bentuk (tipe) bunga yang lain, antara lain :

  • Spoon, Bunga Krisan yang helainya berbentuk seperti sendok.
  • Spider, yang helai bunganya berbebtuk ramping dan seolah-olah seperti Laba-laba.
  • Quill, yang helainya beberbentuk seperti bulu ayam.
  • Incurve, yang helainya melengkung ke dalam, tersusun rapat, dan membentuk kepala membulat.
  • Laciniated, helai bunganya berbentuk langsing dengan ujung terbelahtetapi saling melekuk membentuk tabung.
  • Hairy, bentuk helainya menyerupai rambut.
  • Thistle, helai bunganya rambing, menggulung, namun bagian ujungngnya tetap membuka sehingga mirip lubang kecil.
  • Cascade, helai bunganya panjang dan menjuntai.
  • Japanese, helai bunganya panjang da menyebar ke semua arah.
  • Ekhebisi, bunganya berbentuk bulat besar dengan helai bunga menyebar ke segala arah.
  • Reflex, helai bunga melengkung ke luar.
  • Reflexing incurve, helai bunganya berbentuk mirip dengan incurve tetapi, lebih melekuk.

Rabu, 12 November 2014

Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Hias Bunga Krisan

Tanaman Hias Bunga Krisan atau yang lebih populer dan dikenal dengan nama chrysantemum. Bunga Krisan atau chrysantemum dalam bahasa Yunani yang mempunyai arti Kuning Megah. Budidaya tanaman hias ini banyak dilakukan karena memiliki nilai bisnis yang lumayan. Bagi Anda yang tertarik melakukan budidaya bunga krisan baik sekedar hobi atau komersil, kali ini kami sajikan Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Hias Bunga Krisan.

Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Hias Bunga Krisan

Syarat  Tumbuh Tanaman  Krisan


Iklim

Tanaman krisan membutuhkan air yang memadai, tetapi tidak tahan terhadap terpaan air hujan. Oleh karena itu untuk daerah yang curah hujannya tinggi, penanaman dilakukan di dalam bangunan rumah plastik.

Untuk pembungaan membutuhkan cahaya yang lebih lama yaitu dengan bantuan cahaya dari lampu TL dan lampu pijar. Penambahan penyinaran yang paling baik adalah tengah malam antara jam 22.30–01.00 dengan lampu 150 watt untuk areal 9 m 2 dan lampu dipasang setinggi 1,5 m dari permukaan tanah. Periode pemasangan lampu dilakukan sampai fase vegetatif (2-8 minggu) untuk mendorong pembentukan bunga.

Suhu udara terbaik untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah antara 20-26 derajat C. Toleran suhu udara untuk tetap tumbuh adalah 17-30 derajat C. Tanaman krisan membutuhkan kelembaban yang tinggi untuk awal pembentukan akar bibit, setek diperlukan 90-95%. Tanaman muda sampai dewasa antara 70-80%, diimbangi dengan sirkulasi udara yang memadai. Kadar CO2 di alam sekitar 3000 ppm. Kadar CO2 yang ideal untuk memacu fotosistesa antara 600-900 ppm. Pada pembudidayaan tanaman krisan dalam bangunan tertutup, seperti rumah plastik, greenhouse, dapat ditambahkan CO2, hingga mencapai kadar yang dianjurkan.

Ketinggian tempat yang ideal untuk budidaya tanaman ini antara 700–1200 m di atas permukaan laut

Media Tanam

Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah bertekstur liat berpasir, subur, gembur dan drainasenya baik, tidak mengandung hama dan penyakit. Derajat keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sekitar 5,5 - 6,7.

Cara Memperbanyak Tanaman Krisan


Pembibitan

Bibit diambil dari induk sehat, berkualitas prima, daya tumbuh tanaman kuat, bebas dari hama dan penyakit dan komersial di pasar. Pembibitan krisan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan  anakan, setek pucuk dan kultur jaringan.

Tentukan tanaman yang sehat dan cukup umur. Pilih tunas pucuk yang tumbuh sehat, diameter pangkal 3-5 mm, panjang 5 cm, mempunyai 3 helai daun dewasa berwarna hijau terang, potong pucuk tersebut, langsung semaikan atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu udara 4 derajat C, dengan kelembaban 30 % agar tetap tahan segar selama 3-4 minggu. Cara penyimpanan stek adalah dibungkus dengan beberapa lapis kertas tisu, kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik rata-rata 50 stek.

Penyiapan bibit dengan kultur jaringan :
  • Tentukan mata tunas atau eksplan dan ambil dengan pisau silet, stelisasi mata tunas dengan sublimat 0,04 % (HgCL) selama 10 menit, kemudian bilas dengan air suling steril. Lakukan penanaman dalam medium MS berbentuk padat. Hasil penelitian lanjutan perbanyakan tanaman krisan secara kultur jaringan:
  • Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 1,5 mg kinetin/liter, paling baik untuk pertumbuhan tunas dan akar eksplan. Pertunasan terjadi pada umur 29 hari, sedangkan perakaran 26 hari.
  • Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5 BAP/liter, kalus bertunas waktu 26 hari, tetapi medium tidak merangsang pemunculan akar.
  • Medium MS padat ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-0.2 mg kinetin/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-2,0 BAP/liter pada eksplan varietas Sandra untuk membentuk akar pada umur 21-31 hari.

Penyiapan bibit pada skala komersial dilakukan dengan dua tahap yaitu:

  1. Stok tanaman induk :
    Fungsinya untuk memproduksi bagian vegetatif sebanyak mungkin sebagai bahan tanaman Ditanam di areal khusus terpisah dari areal budidaya. Jumlah stok tanaman induk disesuaikan dengan kebutuhan bibit yang telah direncanakan. Tiap tanaman induk menghasilkan 10 stek per bulan, dan selama 4-6 bulan dipelihara memproduksi sekitar 40-60 stek pucuk. Pemeliharaan kondisi lingkungan berhari panjang dengan penambahan cahaya 4 jam/hari mulai 23.30–03.00 lampu pencahayaan dapat dipilih Growlux SL 18 Philip.
  2. Perbanyakan vegetatif tanaman induk.
    • Pemangkasan pucuk, dilakukan pada umur 2 minggu setelah bibit ditanam, dengan cara memangkas atau membuang pucuk yang sedang tumbuh sepanjang 0,5-1 cm.
    • Penumbuhan cabang primer. Perlakuan pinching dapat merangsang pertumbuhan tunas ketiak sebanyak 2-4 tunas. Tunas ketiak daun dibiarkan tumbuh sepanjang 15-20 cm atau disebut cabang primer.
    • Penumbuhan cabang sekunder. Pada tiap ujung primer dilakukan pemangkasan pucuk sepanjang 0,5-1 cm, pelihara tiap cabang sekunder hingga tumbuh sepanjang 10-15 cm.
Teknik Penyemaian Bibit
  • Penyemaian di bak
    Siapkan tempat atau lahan pesemaian berupa bak-bak berukuran lebar 80 cm, kedalaman 25 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan dan sebaiknya bak berkaki tinggi. Bak dilubangi untuk drainase yang berlebihan. Medium semai berupa pasir steril hingga cukup penuh. Semaikan setek pucuk dengan jarak 3 cm x 3 cm dan kedalaman 1-2 cm, sebelum ditanamkan diberi Rotoon (ZPT). Setelah tanam pasang sungkup plastik yang transparan di seluruh permukaan.
  • Penyemaian kultur jaringan
    Bibit mini dalam botol dipindahkan ke pesemaian beisi medium berpasir steril dan bersungkup plastik tembus cahaya.


Pemeliharaan Tanaman Krisan


Untuk pemeliharaan, penyiraman dilakukan dengan sprayer 2-3 kali sehari, pasang bola lampu untuk pertumbuhan vegetatif, penyemprotan pestisida apabila tanaman di serang hama atau penyakit. Buka sungkup pesemaian pada sore hari dan malam hari, terutama pada beberapa hari sebelum pindah ke lapangan. Pemeliharaan pada kultur jaringan dilakukan di ruangan aseptik, setelah bibir berukuran cukup besar, diadaptasikan secara bertahap ke lapangan terbuka.

Bibit stek pucuk siap dipindahtanamkan ke kebun pada umur 10-14 hari setelah semai dan bibit dari kultur jaringan bibit siap pindah yang sudah berdaun 5-7 helai dan setinggi 7,5-10 cm.

Hama dan Penyakit

Berbagai hama yang sering menjadi pengganggu pada tanaman hias bunga krisan:

  1. Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
    Gejala: memakan dan memotong ujung batang tanaman muda, sehingga pucuk dan tangkai terkulai.
    Pengendalian: mencari dan mengumpulkan ulat pada senja hari dan semprot dengan insektisida.
  2. Thrips (Thrips tabacci)
    Gejala: pucuk dan tunas-tunas samping berwarna keperak-perakan atau kekuning-kuningan seperti perunggu, terutama pada permukaan bawah daun.
    Pengendalian: mengatur waktu tanam yang baik, memasang perangkap berupa lembar kertas kuning yang mengandung perekat, misalnya IATP buatan Taiwan.
  3. Tungau merah (Tetranycus sp)
    Gejala: daun yang terserang berwarna kuning kecoklat-coklatan, terpelintir, menebal, dan bercak-bercak kuning sampai coklat.
    Pengendalian: memotong bagian tanaman yang terserang berat dan dibakar dan penyemprotan pestisida.
  4. Penggerek daun (Liriomyza sp) :
    Gejala: daun menggulung seperti terowongan kecil, berwarna putih keabu-abuan yang mengelilingi permukaan daun.
    Pengendalian: memotong daun yang terserang, penggiliran tanaman, dengan aplikasi insektisida.

Berbagai penyakit pada tanaman hias bunga krisan:

  1. Karat/Rust
    Penyebab: jamur Puccinia sp. karat hitam disebakan oleh cendawan P chrysantemi, karat putih disebabkan oleh P horiana P.Henn.
    Gejala: pada sisi bawah daun terdapat bintil-bintil coklat/hitam dan terjadi lekukan-lekukan mendalam yang berwarna pucat pada permukaan daun bagian atas. Bila serangan hebat meyebabkan terhambatnya pertumbuhan bunga.
    Pengendalian: menanam bibit yang tahan hama dan penyakit, perompesan daun yang sakit, memperlebar jarak tanam dan penyemprotan insektisida.
  2. Tepung oidium
    Penyebab: jamur Oidium chrysatheemi.
    Gejala: permukaan daun tertutup dengan lapisan tepung putih. Pada serangan hebat daun pucat dan mengering.
    Pengendalian: memotong/memangkas daun tanaman yang sakit dan penyemprotan fungisida.
  3. Virus kerdil dan mozaik
    Penyebab: virus kerdil krisan, Chrysanhenumum stunt Virus dan Virus Mozaoik Lunak Krisan (Chrysanthemum Mild Mosaic Virus).
    Gejala: tanaman tumbuhnya kerdil, tidak membentuk tunas samping, berbunga lebih awal daripada tanaman sehat, warna bunganya menjadi pucat.
    Penyakit kerdil ditularkan oleh alat-alat pertanian yang tercemar penyakit dan pekerja kebun.
    Virus mosaik menyebabkan daun belang hijau dan kuning, kadang-kadang bergaris-garis.
    Pengendalian: menggunakan bibit bebas virus, mencabut tanaman yang sakit, menggunakan alat-alat pertanian yang bersih dan penyemprotan insektisida untuk pengendalian vektor virus.
Budidaya Tanaman Krisan tidak begitu sulit untuk dilakukan. Mengingat berbagai manfaat dan nilai bisnis dari bunga yang satu ini, maka budidaya tanaman krisan bisa Anda coba.

Selasa, 04 November 2014

Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Hias Bunga Anggrek

Anggrek adalah tanaman hias bunga yang bersifat benalu yang bunganya indah. Bunga Anggrek sudah dikenal lama sejak 200 tahun lalu. Dan dalam 50 tahun terakhir mulai dibudidayakan dan diminati secara luas di Indonesia. Bagi Anda yang tertarik melakukan budidaya tanaman ini, berikut Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Hias Bunga Anggrek.
 
Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Hias Bunga Anggrek

JENIS TANAMAN
 
Jenis anggrek yang terdapat di Indonesia termasuk jenis yang indah antara lain: Vanda tricolor terdapat di Jawa Barat dan di Kaliurang, Vanda hookeriana, berwarna ungu berbintik-bintik berasal dari Sumatera, anggrek larat/Dendrobium phalaenopis, anggrek bulan/Phalaenopsis amabilis, anggrek Apple Blossom, anggrek Paphiopedilun praestans yang berasal dari Irian Jaya serta anggrek Paphiopedilun glaucophyllum yang berasal dari Jawa Tengah. Tanaman anggrek dapat dibedakan berdasarkan sifat hidupnya, yaitu:
  1. Anggrek Ephytis adalah jenis anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi. Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.
  2. Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditumpangi, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.
  3. Anggrek tanah/anggrek Terrestris adalah jenis anggrek yang hidup di atas tanah.

MANFAAT TANAMAN

Manfaat utama tanaman ini adalah sebagai tanaman hias karena bunga anggrek mempunyai keindahan, baunya yang khas. Selain itu anggrek bermanfaat sebagai campuran ramuan obat-obatan, bahan minyak wangi/minyak rambut.

SENTRA PENANAMAN

Sentra tanaman anggrek di Eropa adalah Inggris, sedangkan di Asia adalah Muangthai. Di Indonesia, anggrek banyak terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra ataupun di Irian Jaya.

SYARAT PERTUMBUHAN

1. Iklim
  1. Angin tidak dan curah hujan terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek.
  2. Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek.
  3. Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 derajat C. Jika suhu udara malam berada di bawah 12,7 derajat C, maka daerah tersebut tidak dianjurkan untuk ditanam anggrek (di dataran tinggi Dieng).
  4. Tanaman anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus menerus, akan tetapi menyukai kelembaban udara di siang hari 65-70 %.
2. Media Tanam
Terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu:
  1. Media untuk anggrek Ephytis dan Semi Ephytis terdiri dari:
    1. Serat Pakis yang telah digodok.
    2. 2. Kulit kayu yang dibuang getahnya.
    3. Serabut kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu.
    4. Ijuk.
    5. Potongan batang pohon enau.
    6. Arang kayu .
    7. Pecahan genting/batu bata.
    8. Bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman dan akarnya. Untuk anggrek Semi Epirit yang akarnya menempel pada media untuk mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan seperti kompos, pupuk kandang/daun-daunan.
  2. Media untuk anggrek Terrestria : Jenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, darah binatang, serat pakis dan lainnya.
  3. Media untuk anggrek semi Terrestria : Bahan untuk media anggrek ini perlu pecahan genteng yang agak besar, ditambah pupuk kandang sekam/serutan kayu. Dipakai media pecahan genting, serabut kayu, serat pakis dan lainnya. Derajat keasaman air tanah yang dipakai adalah 5,2.
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang cocok bagi budidaya tanaman anggrek dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
  1. Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl) : Anggrek panas memerlukan suhu udara 26-30 derajat C pada siang hari, 21 derajat C pada malam hari, dengan daerah ketinggian 0-650 meter dpl. Contoh jenis anggrek ini adalah:
    1. Dendrobium phalaenopsis
    2. Onchidium Papillo
    3. Phaphilopedillum Bellatum
  2. Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl) : Anggrek sedang pada suhu udara siang hari 21 derajat C dan 15–21 derajat C,pada malam hari, dengan ketinggian 150-1500 m dpl.
  3. Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl) : Anggrek dingin jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15-21 derajat C di siang hari dan 9–15 derajat C pada malam hari, dengan ketinggian = 1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis Cymbidium.
PEDOMAN BUDIDAYA

1. Pembibitan
  1. Persyaratan Bibit : Bibit anggrek yang baik, sehat dan unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat dan indah.
  2. Penyebaran Biji : Bibit anggrek berasal dari biji yang disemaikan. Adapun penyebaran biji anggrek sebagai berikut:
    1. Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji harus bersih.
    2. Mensterilkan biji : Sebelum biji disebar harus disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkan dalam 100 cc air kemudian saring kertas filter, dimasukkan ke dalam botol. Biji dimasukan dalam botol dan digojog 10 menit. (biji anggrek yang semula kuning kecoklatan berubah warna menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang dan diganti dengan aquades, digojog berulang kali (2–3 kali).
    3. Penyebaran biji anggrek : Botol-botol yang telah disterilkan dapat digunakan untuk menyebaran biji anggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus untuk menghilangkan kuman. Untuk memasukan biji anggrek ke dalam botol digunakan pipet yang dibersihkan dulu dengan cara pemanasan di atas lampu spritus sampai merah kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yang telah terbuka kemudian diisi biji anggrek dan diratakan keseluruh permukaan alas makanan yang telah disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi di atas spritus kemudian ditutup kembali.
  3. Teknik Penyemaian Benih :
    1. Memeriksaan dengan mikroskop, baik atau tidaknya biji anggrek, yang kosong berwarna putih dan yang isi kuning coklat/warna lain.
    2. Mempersiapkan botol yang bermulut lebar bersih dan tidak berwarna agar dapat meneruskan cahaya matahari yang dibutuhkan dan mudah dilihat.
    3. Tutup botol dari kapas digulung-gulung sampai keras, ujung diikat tali untuk memudahkan dicopot kembali, atau kain sisa yang dipotong potong. Kerapatan tutup botol menjaga agar bakteri/jamur tidak masuk sehingga tidak terinfeksi atau terkontaminasi.
    4. Mempersiapkan lemari kaca (ent-kas) yang bersih dari bakteri/jamur dengan kain yang sudah dicelup formalin udara dalam lemari disterilkan dengan kapas dipiring dituangi formalin supaya menguap mensterilkan kaca (ent-kas).
    5. Pembuatan sterilsasi alas makanan dan untuk membuat alas makanan anggrek biasanya dipakai resep Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu:
      1. Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram
      2. KH2PO4 : 0,25 gram
      3. MgSO47H2O : 0,25 gram
      4. (NH4)2SO4 : 0,25 gram
      5. Saccharose : 20 gram
      6. FeSO4 4H2O : 0,25 gram
      7. MnSO4 : 0,0075 gram
      8. Agar-agar : 15–17,5 gram
      9. Aquadest : 1000 cc
      • Pembuatan alas makanan diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH meter/kertas pH tekstil/Indikator Paper. Sterilisasi dengan cara dipanaskan dalam Autoclaf yang sampai 110 derajat C selama setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan pada tempat bersih, dengan posisi miring, sehingga makanan setinggi 1/2–2/3 tinggi botol (dari alas sampai ke leher botol) dan didiamkan selama 5–7 jam untuk mengetahui sterilisasi yang sempurna.
  4. Pemindahan Bibit : Setelah tanaman di dalam botol berumur 9–12 bulan terlihat besar, tumbuh akar. Dalam tingkat ini bibit sudah dapat dipindahkan kedalam pot penyemaian yang berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yang berlubang. Siapkan pecahan genting, dan akar pakis warna coklat, di potong dengan panjang 5–30 mm sehingga serabutnya terlepas satu sama lainnya. Sebelum dipakai terlebih dulu dicuci bersih dan biarkan airnya hilang. Akar pakis setelah dicuci, direndam dulu dalam alas makanan selama 24 jam yang berupa:
    1. Urea atau ZA : 0,50 mg
    2. DS, TS atau ES : 0,25 mg
    3. Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg
    4. Air : 1000 cc
    • Alaternatif lain sebagai alas makanan, dapat juga dipakai pupuk buatan campuran unsur N, P, K perbandingan 60:30:10 atau dapat juga digunakan pupuk kandang yang telah dicampur pakis dengan perbandingan pakis: pupuk kandang = 4:1. Selain itu dapat digunakan kulit Pinus yang di potong kecil sebesar biji kacang tanah, yang telah direndam dalam alas makanan seperti akar pakis selama 24 jam. Untuk isian pot ini dapat juga digunakan arang kayu bakar/serabut kelapa yang dipotong-potong sebesar ibu jari. Pot yang disiapkan diisi dengan pecahan genting 1/3 tinggi pot/layah, kemudian isi remukan pakis tersebut setinggi 1 cm di bawah tepi pot/layah (tidak perlu dipadatkan). Pemindahan bibit ke dalam pot dilakukan dengan mengeluarkan tanaman di botol dengan memasukkan air bersih ke dalam botol. Dengan kawat bersih berujung seperti huruf U, tanaman dikeluarkan satu persatu (akar lebih dahulu). Setelah keluar tanaman dicuci kaporit 1 % kemudian dengan air bersih. Seedlings (semaian) ditanam dalam pot dengan rapat. Apabila di dalam botol sudah terjadi kontaminasi jamur sebaik lebih dulu direndam di dalam antibiotic (penicillin, streptomycin yang telah lewat expirydatenya) 10 menit baru ditanam.
  5. Pemindahan dari Pot Penyemaian : Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka tanaman dipindahkan ke pot biasa yang berdiamater 4–6 cm, yang berisi potongan genting/batu bata merah, kemudian beri pakis/kulit pinus yang telah direndam dalam alas makanan sampai 1 cm di bawah tepi pot.
2. Pengolahan Media Tanam
Media tanam untuk tanaman anggrek tanah dibedakan:
  1. Tanaman dalam pot (dengan diameter 7-30 cm tergantung dari jenis tanaman). Apabila diameter pot dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengah pot, kemudian pot diisi pecahan genting. Anggrek di letakkan di tengah dan akarnya disebar merata dalam pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang. Pot diisi pupuk kandang yang telah dicampur sesuai dengan komposisi kira-kira 2/3 dari pot.
  2. Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam. Bak terbuat dari batu bata merah panjang 2 m lebar 40 cm dan tinggi bak 2 lapis batu bata merah. Pembuatan bak ini di atas tanah untuk menghindari dari kebecekan, di tanah kering digali sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran 40 cm x 2 m dan jarak antara pembantas dengan yang lain 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah yang ditancapkan ke dalam tanah dengan ketinggian masing-masing 1,5 m. Antara tiang satu dengan yang lain dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang tersebut merupakan suatu rangkaian.
3. Teknik Penanaman
Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup tanaman anggrek, yaitu:
  1. Anggrek Ephytis adalah anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi atau ditempelin. Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.
  2. Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditempel, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.
  3. Anggrek tanah/anggrek Terrestris.
4. Pemeliharaan Tanaman
  1. Penjarangan dan Penyulaman : Penjarangan dan penyulaman dilakukan pada tempat yang disesuaikan dengan jenis anggrek, yang sifatnya epphytis atau anggrek tanah.
  2. Penyiangan : Untuk tanaman anggrek pada penyiangan pada waktu pada kondisi di dalam botol kemudian dipisahkan ke dalam pot-pot yang sudah disediakan sesuai jenis anggrek.
  3. Pemupukan : Unsur makro yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah besar yang meliputi: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. Untuk unsur mikro yaitu unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro dan unsur mikro dapat diambil dari udara atau dari tanah, berupa gas atau air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya. Pemupukan pada tanaman anggrek dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:
    1. Pemupukan untuk bibit (seedlings) dengan N, P, K. Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak dibutuhkan untuk pembentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur N diambil dari pupuk ZA/urea, untuk P dipakai pupuk ES; DS; TS, dan K dari Kalium Sulfat (K2SO4). Pupuk-pupuk buatan yang mengandung N, P, K:
      1. Urea : 0,6 gram untuk 1 liter air
      2. ES : 0,3 gram untuk 1 liter air
      3. ZK : 0,1 gram untuk 1 liter air
    2. Pemupukan untuk ukuran sedang (mid-size) dengan N, P, K. Perbandingan N:P:K=3:3:3 yang sama banyak disini tidak memerlukan tambahan pupuk, maka dapat dususun sendiri pupuk yang mengandung N, P, K dengan cara misalnya :
      1. Urea : 0,3 gram untuk 1 liter air
      2. DS : 0,3 gram untuk 1 liter air
      3. K2SO4 : 0,3 gram untuk 1 liter air
    3. Pemupukan untuk ukuran berbunga (flowerings-size) : Tanaman yang sudah berbunga dipupuk dengan perbandingan N:P:K= 1:6:1. Teknik pemberian pupuk buatan adalah:
      1. Dalam bentuk padat/powder yang dilakukan dengan menaburkan secara hati-hati, jangan tersangkut pada daun/batangnya yang menyebabkan daun/batang tadi dapat terbakar.
      2. Disiramkan, yang mana anggrek dapat menyerap air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya. Cara ini banyak dilakukan dimana-mana.
      3. Penyemprotan, cara ini sangat baik apabila terjadi pembusukan akar didalamnya, maka akarnya ditutup plastik.Pupuk kandang yang sering digunakan adalah kotoran kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam dan lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk kandang selain mengandung bermacam-macam unsur yang dibutuhkan oleh tanaman juga sangat membantu dalam penyimpanan air, apalagi pada musim kemarau. Keburukan dari pupuk kandang ini adalah di dalam kotoran banyak bateri yang mengandung jamur. Untuk itu dianjurkan disangan lebih dahulu untuk menghilangkan jamur/bakteri di dalamnya. Pemupukan tanaman lebih baik dilakukan pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari sekitar pukul 5.00 sore.
  4. Pengairan dan Penyiraman : Sumber air untuk penyiraman tanaman anggrek dapat berasal dari:
    1. Air Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan steril, tetapi pHnya tinggi maka perlu diturunkan dengan menambah suatu asam misalnya HCl. PH yang baik sekitar 5,6-6.
    2. Air sumur, baik untuk menyiram karena banyak mengandung mineral dari tanah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur harus diperhatikan pHnya.
    3. Air hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak sangat baik untuk menyiraman.
    4. Air kali/air selokan, tetapi kita tidak tahu pasti apakah air itu mengandung jamur, bakteri/lumut yang bisa mengganggu anggrek/tidak. Kalau dilihat dari sudut isi makanan mungkin cukup baik. Hal perlu diperhatikan bagi petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat dari isian pot supaya bisa mengatur banyaknya air untuk menyiram. Adapun macam isian pot dan sifat diuraikan sebagai berkut:
      1. Pecahan genting/pecahan batu merah, yang mana mudah menguapkan air dan sifat anggrek yang tidak begitu senang dengan air sehingga tidak mudah untuk lumutan. Untuk pecahan genting lebih kecil daya serapnya lebih banyak dan untuk siraman lebih sedikit.
      2. Potongan sabut kelapa, pemakaian serabut kelapa lebih baik untuk digunakan di daerah panas karena menyimpan air, tetapi kalau penggunaan di daerah dingin tidak menguntungkan karena mudah busuk.
      3. Remukan akar pakis yang hitam, keras dan baru tidak mudah untuk menyerap air, setelah beberapa bulan banyak menyerap air. Akar pakis yang coklat dan lunak lebih mudah menyerap dan menahan air.
      4. Potongan kulit pakis, dimana media ini sukar sekali untuk penyerapan air, mudah terjadi penguapan. Jika potongannya besar, penyerapan kecil dan jika potongan kecil penyerapan air lebih banyak. Bagi tanaman yang sudah besar pedoman penyiramannya 3-7 hari sekali musim hujan dan 1-3 hari sekali pada musim hujan.
  5. Waktu Penyemprotan Pestisida : Obat-obatan sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih baik pada sore hari sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek terserang hama perlu dilakukan berulang-ulang 3 kali dengan jangka waktu tertentu (untuk kutu) daun seminggu sekali. Adapun jenis insektisida dan dosis yang digunakan untuk hama antara lain:
    1. Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air untuk ulat pemakan daun
    2. Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air untuk ulat pemakan daun
    3. Malathion dosis 3 gram/liter air untuk ulat, kumbang, kutu
    4. Kelthane dosis 2 gram/liter air, untuk kutu.
    5. Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air
    6. Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air. Untuk hama bekicot ada 2 cara pengendaliannya yaitu:
      1. Menyebarkan obat sekitar pot anggrek dengan mencampur antara obat Metadeks ke dedak halus di tambah air sedikit.
      2. Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 6–8 cc Folediol E 605 kedalam air 10 liter. Kemudian pot tanaman anggrek direndam dalam larutan tersebut selama beberapa waktu dan diulang satu minggu sekali.

HAMA DAN PENYAKIT

1. Hama
  1. Tungau/kutu perisai
    • Gejala: menempel pada pelepah daun; berwarna kemerahan jumlahnya banyak; bekas serangan berupa bercak hitam dan merusak daun.
    • Pengendalian: digosok dengan kapas dan air sabun; apabila serangan sudah parah, harus disemprot oleh insektisida dengan dosis 2 cc/liter.
  2. Semut
    • Gejala: merusak akar dan tunas muda yang disebabkan oleh cendawan.
    • Pengendalian: pot direndam dalam air dan ciptakan lingkungan bersih di sekitar rak/sebaiknya pot digantung.
  3. Belelang
    • Gejala: pinggiran daun rusak dengan luka bergerigi tak beraturan. Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat.
    • Pengendalian: segera semprotkan insektisida yang bersifat racun kontak/yang sistematik; bila jumlahnya sedikit bisa langsung dimusnahkan/dibunuh.
  4. Trips
    • Gejala: menempel pada buku-buku batang dan daun muda; menimbulkan bercak abu-abu dipermukaan daun dan merusak bunga hingga bentuk bunga tidak menarik.
    • Pengendalian: secara periodik dan teratur pot anggrek disemprot insektisida.
  5. Kutu babi
    • Gejala: kerusakan yang ditimbulkan seperti akibat semut; tapi tidak menyerang tunas daun.
    • Pengendalian: perendaman dapat mengusir kutu babi dari pot anggrek.
  6. Keong
    • Gejala: menyerang lembaran daun anggrek.
    • Pengendalian: dalam jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu memakai insektisida/dijebak dengan bubuk prusi.
  7. Red Spinder
    • Gejala: bercak putih di bagian bawah daun; permukaan atas menjadi kuning dan lama kelamaan daun mati.
    • Pengendalian: bila sedikit cukup diambil dengan menggunakan isolatip lalu dibakar/menggosok daun dengan alkohol; apabila banyak maka perlu menggunakan insektisida dengan bahan aktif diazinon, dicofol.
  8. Kumbang
    • Gejala: yang terserang akan berlubang-lubang khusus kumbang penggerek batang kerusakannya berupa lubang di tengah batang dan tidak nampak dari luar; Larvanya yang menetas dari telur merusak daun anggrek.
    • Pengendalian: menyemprotkan tanaman yang diserang dengan menggunakan insektisida sistemik secara rutin; bersihkan pot dari kepompong dan telur kumbang dengan jalan memindahkannya ke pot baru dan media tanam yang baru pula.
  9. Ulat daun
    • Gejala: menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun bunga yang sedang mekar.
    • Pengendalian: kalau jumlahnya sedikit (2–5 ekor) dapat dibunuh dengan tangan; bila banyak dapat menggunakan insektisida sistemik; tanaman yang telah diserang sebaiknya dipisahkan dengan tanaman yang masih sehat.
  10. Kepik
    • Gejala: menghisap cairan daun tanaman anggrek, sehingga menyebabkan bintik putih/kuning; tanaman yang diserang lama kelamaan akan gundul dan tidak berhijau daun lagi.
    • Pengendalian: semprotkan insektisida yang sama seperti untuk membasmi serangga lainnya, seperti ulat, kumbang dan trips.
  11. Kutu tudung
    • Gejala: daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu berwarna coklat dan mati.
    • Pengendalian: seperti halnya membasmi ulat kumbang dan trips.
2. Penyakit
  1. Penyakit buluk :
    • Sering terdapat di dalam media tanam, kultur spora cendawan ini terbawa oleh biji anggrek karena tutup botol tidak steril.
    • Gejala: biji anggrek tidak mampu berkecambah dan persemaian dalam botol akan gagal; kecambah yang telah tumbuh kalau diserang cendawan ini akan mati/layu.
    • Pengendalian: pada awal serangan media agar dikeluarkan dari botol, lalu botol ditutup kembali, dilakukan dengan steriil; kalau kecambah anggrek terlanjur besar, segera dikeluarkan dari botol dan dicuci dengan fungisida lalu kecambah ditanam dalam pot.
  2. Penyakit rebah kecambah :
    • Merupakan penyakit anggrek selama masih dalam persemaian. Penyebaran penyakit ini lewat air.
    • Gejala: semula berupa bercak kecil bening pada permukaan daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai pada titik tumbuh pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar, kecambah anggrek akan membusuk dan mati.
    • Pengendalian: bibit yang sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar sampai musnah. Pot dan kumpulan kecambah dikeringkan dan disemprot dengan fungisida.
  3. Penyakit bercak coklat
    • Kecambah jenis Phalae-nopsis sangat peka terhadap bakteri ini, terutama pada cuaca sangat lembab. Infeksi melalui daun basah atau di bekas luka pada daun. Sentuhan daun yang sakit pada daun sehat dapat menularkan penyakit ini.
    • Gejala: bercak kecil bening pada pucuk daun. Dalam beberapa hari dapat meluas ke seluruh kompot, daun kecambah anggrek menjadi rusak dan mati. Penyakit ini sangat ganas, karena mematikan dan cepat menular.
    • Pengendalian: sangat sulit penyakit ini pada awal serangan. Pada serangan yang parah, tidak ada jalan lain kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.
  4. Penyakit bercak hitam
    • Pada tanaman anggrek yang, penyakit ini cepat menular malalui akar dan alat yang tidak sterill
    • Gejala: timbul warna coklat kehitaman pada bagian tanaman yang terserang. Mulai dari daun ke atas sampai ke tunas dan ke bawah hingga ujung akar. Tanaman terlambat tumbuh, kerdil dan mengakibatkan kematian.
    • Pengendalian: bagian yang terserang dipotong dan dibuang atau disemprotkan fungisida; alat-alat potong disiram alkohol/dibakar sebelum digunakan.
  5. Penyakit busuk akar
    • Penyebab: cendawan Rhizoctonia Solani.
    • Gejala: akar leher membusuk mencapai rhizoma dan umbi batang, daun dan umbi batang menguning, berkeriput, tipis dan bengkok, tanaman kerdil dan tidak sehat.
    • Pengendalian: semua bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang; bekasnya disemprot dengan fungisida (Benlate).
  6. Penyakit layu
    • Penyebab: cendawan Fusarium Oxyporium.
    • Gejala: mirip serangan penyakit busuk akar, namun pada rhizoma terdapat garis-garis, atau lingkaran berwarna ungu. Pada serangan berat, seluruh rizhoma menjadi ungu, diikuti pembusukan pada umbi batang, tanaman sangat tidak sehat.
    • Pengendalian: bagian yang terserang dibuang lalu bekasnya disemprotkan Benlate. Tanaman segera dipindahkan ke media tanam baru, yang masih segar dan bersih. Usahakan terdapat aliran udara yang lancar di sekitar tanaman.
  7. Penyakit busuk
    • Penyebab: cendawan Sclerotium Rolfsi.
    • Gejala: terdapat bintil-bintil kecil berwarna coklat pada bagian tanaman yang terkena penyakit.
    • Pengendalian: bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang. Media tanaman dan seluruh pot didesinfektan dengan larutan formalin 4 % ataupun fungisida/antibiotik Natrippene 0,5 % selama 1 jam.
  8. Penyakit bercak coklat
    • Gejala: bercak coklat pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian tanaman.
    • Pengendalian: membuang semua bagian yang sakit, lalu semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20.
  9. Penyakit busuk lunak
    • Penyebab: bakteri Erwinia Cartovora.
    • Gejala: daun dan akar membusuk serta berbau. Penyakit ini cepat sekali meluas namun khusus pada rhizoma dan umbi batang, penyebarannya agak lambat.
    • Penanggulangan: peralatan kebun harus steril, bagian yang sakit dipotong dan dibuang. Semprotkan Physan 20, pot tanaman disemprot dengan formalin 4 %.
  10. Penyakit bercak bercincin
    • Penyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus Odontoglos-sum).
    • Gejala: timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun.
    • Pengendalian: hanya dengan pencegahan yakni membuang bagian tanaman yang sakit serta menstrerilkan semua alat potong.
  11. Penyakit Cymbidium
    • Penyebab: virus Mozaic Cymbidium.
    • Gejala: semula berupa bercak kekuningan lalu muncul jaringan mati berbintik, bergaris atau lingkaran. Khusus pada Cattleya, bercak tadi berwarna coklat atau hitam cekung. Kadang ada gejala kematian jaringan di tengah daun yang dilingkari jaringan normal. Daun tua banyak sekali menunjukkan adanya bintik jaringan yang mati.
    • Pengendalian: hanya bersifat pencegahan yaitu membuang bagian tanaman yang sakit, serta mensterilkan segala alat yang dipakai.
  12. Penyakit busuk hitam
    • Penyebab: cendawan Phytopytora Omnivora.
    • Gejala: muncul warna kehitaman
      pada pangkal daun, lalu melunak dan busuk, akhirnya daun mati.
    • Pengendalian: semprotkan fungisida seperti Baycor Dithane M-45, Benlate, Ferban, Physan, Truban atau Banrot. Untuk yang berbentuk tepung gunakan dosis 2 gram/2 liter air.

PANEN

1. Ciri dan Umur Tanaman Berbunga
Umur tanaman anggrek berbunga, tergantung jenisnya. Umumnya tanaman angrek dewasa berbunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga yang dihasilkan kira-kira 2 tangkai dengan jumlah kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai.

2. Cara Pemetikan Bunga
Untuk panen bunga anggrek perlu diperhatikan, pemotongan dilakukan pada jarak 2 cm dari pangkal tangkai bunga dengan menggunakan alat potong yang bersih.

3. Prakiraan Produksi
Bibit anggrek yang sudah dewasa dan sesudah 2 bulan tangkai bunga akan menghasilkan 2 tangkai dengan jumlah kuntum 20-25 kuntum/tangkai.

PASCAPANEN

1. Pengumpulan
Pengumpulan bunga anggrek dilakukan berdasarkan permintaan pasar. Jenis anggrek Dendrobium dapat dipanen dalam bentuk:
  1. Tanaman muda untuk bibit
  2. Tanaman dewasa untuk tanaman hias
  3. Bunga potong
Tanaman muda untuk bibit biasa dijual dalam bentuk pot kecil, sedangkan tanaman dewasa biasanya tanaman sudah berbunga. Untuk bunga potong dipilih tangkai yang kuntumnya paling banyak sudah mekar (kuncup tersisa 1–3 kuntum).

2. Penyortiran dan Penggolongan
Bunga dipilih yang bagus, tidak kena penyakit ataupun luka. Selanjutnya bunga dikelompokan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan tingkat kesegaran atau ukuran bunga dengan maksud untuk mempertahanankan nilai jual sehingga bunga yang bagus tidak turun harganya.

3. Penyimpanan
Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga, sehingga dilakukan pada saat:
  1. Bunga baru saja dipetik sambil menunggu pemanen selesai.
  2. Bunga yang telah dipanen tidak segera dijual atau diangkut.
  3. Bunga mengalami perjalanan sebelum sampai ke konsumen.
Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan tujuan agar penurunan mutu lebih lambat bunga tetap segar. Usaha pengawetan bunga dillakukan dengan cara penempatan bunga dalam larutan pengawet atau air hangat (38–43 derajat C) selama 2 jam. Larutan bahan pengawet tersebut antara lain:
  1. Larutan seven up dengan kadar 30 %.
  2. 2 % larutan gula ditambah 2 gram physan (termasuk fungisida) dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.
  3. 2 % larutan gula ditambah 2 gram 8-hydroquinoline sulfat dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.
  4. Larutan gula kadar 4–5 % ditambah 0,2 gram quinolin per liter.
Pengawetan untuk bunga yang dikirim jauh adalah dengan merendam tangkainya dalam larutan gula dengan kadar 6–8 % selama 24 jam atau dimasukan dalam kantong plastik dan kadar karbon dioksida (CO2) dinaikkan dengan menggunakan es kering atau isimpan pada ruangan dengan kondisi udara antara 0–5 derajat C.

4. Pengemasan dan Pengangkutan
Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan dan pengawetan bunga dendrobium potong dipak melalui cara:
  1. Setiap sepuluh tangkai dibungkus bagian pucuk dengan menggunakan kantong plastik tipis, ukuran disesuaikan tergantung panjang tangkai.
  2. Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus kantong plastik ukuran panjang 8 cm dan lebar 4 cm.
  3. Pembungkus bunga dan pembungkus pangkal tangkai digabungkan selanjutnya diikat dengan karet gelang.
  4. Bungkusan-bungkusan bunga disusun bersilang di dalam kotak karton yang berlubang sampai cukup padat.
  5. Kotak karton ditutup rapat dengan menggunakan carton tape. 
Demikian Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Hias Bunga Anggrek. Semoga bermanfaat bagi Anda yang berniat untuk memulai budidaya tanaman hias ini.
sumber: http://distan.riau.go.id

Sabtu, 25 Oktober 2014

Jenis Tanaman Hias Bunga Anggrek yang Biasa Ada di Indonesia

Di Indonesia terdapat beberapa jenis tanaman hias bunga Anggrek, seperti Dendrobium, Phalaenopsis, Vanda, Oncidium, Catleya,Cymbidium, phaphiopidium dan sebagainya. Tetapi jenis anggrek yang sangat umum dikenal oleh masyarakat adalah Dendrobium, Phalaenopsis dan Vanda. Ketiga jenis tanaman anggrek ini sudah menjadi bisnis dikalangan pedagang tanaman hias.

Jenis Tanaman Hias Bunga Anggrek yang Biasa Ada di Indonesia

Sebelum melakukan budidaya tanaman anggrek sebaiknya terlebih dahulu mengenal jenis jenis anggrek. Mengenal terlebih dahulu sifat hidup (habitat), faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan jenis tanaman anggrek yang akan dibudidayakan. Sehingga nantinya tidak salah dalam mengelola dan merawat tanaman anggrek.

Berdasarkan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi dua tipe yaitu :

Jenis simpodial (anggrek yang tidak memiliki batang utama)
Jenis tanaman anggrek ini memiliki sifat bunga anggrek keluar dari ujung batang batang. Diantara jenis ini antara lain: Dendrobium, Catleya, Oncidium dan Cymbidium.

Jenis monopodial (anggrek yang pertumbuhannya lurus ke atas pada satu batang)
Jenis tanaman anggrek ini memiliki sifat bunganya keluar dari sisi batang atau diantara dua ketiak daun, contohnya Vanda, Arachnis, Renanthera dan Aranthera.

Menurut seorang peneliti tanaman anggrek, Hawkes (1965), mengelompokkan tanaman anggrek berdasarkan habitatnya. Jenis tanaman anggrek berdasarkan habitat atau lingkungan hidupnya dibagi dalam empat jenis diantaranya:

1. Jenis anggrek efifit
Anggrek yang tumbuh pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan ternaungi dari sinar matahari langsung
contoh: Catleya, Dendrobium, Phalaenopsis dan Oncidium.

2. Jenis anggrek terestial
Anggrek yang tumbuh ditanah dan membutuhkan sinar matahari langsung
contoh: Vanda, Aranthera, Renathera, Arachnis.

3. Jenis anggrek litofit
Anggrek yang tumbuh pada batu batuan dan tahan terhadap sinar matahari penuh
contoh: Dendrobium phalaenopsis.

4. Jenis anggrek saprofit
Anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun daun kering dan membutuhkan sedikit sinar matahari. Contohnya adalah Goodyera.

Dengan mengetahui jenis dan tipe tanaman anggrek diharapkan akan bisa melakukan budidaya tanaman anggrek dengan benar. Sehingga diperoleh tanaman hias bunga anggrek yang indah.

Jumat, 17 Oktober 2014

Jenis Tanaman Hias Bunga untuk Menghiasi Taman Minimalis

Keterbatasan lahan dalam taman minimalis bukanlah sebuah halangan untuk menciptakan  taman indah nan asri. Yang harus menjadi perhatian adalah pemilihan tanaman hias yang tepat untuk ti tanam di taman minimalis. Jenis tanaman hias bunga akan sangat baik untuk membuat taman minimalis terlihat cantik dan hijau. Bungan apa saja yang cocok di tanam di taman minimalis?

Sebenarnya penempatan tanaman hias bunga tergantung dari selera pemilik masing masing. Namun sebagai referensi, bisa mempertimbangkan berbagai jenis tanaman hias bunga berikut ini.

Aglonema

Tanaman Hias Aglonema untuk taman Minimalis

Tanaman hias yang satu ini merupakan salah satu yang paling digemari pecinta tanaman hias saat ini. Ada beberapa jenis aglaonema yang dapat anda pilih seperti brevispathum, commutatum, dan costatum. Tanaman ini dapat anda pilih jika anda memiliki taman minimalis yang tidak terlalu banyak mendapatkan sinar matahari.

Adenium

Tanaman Hias Adenium untuk Taman Minimalis

Adenium atau kamboja Jepang adalah salah satu tanaman hias bunga yang sedang naik daun saat ini. Bentuknya yang unik dengan akar atau bonggol yang khas ditambah dengan corak bunga yang menarik merupakan daya tarik utama dari tanaman ini. Adenium biasanya ditanam pada pot bunga sehingga penempatannya bisa di sesuaikan pada taman minimalis anda.

Anggrek

Tanaman Hias Anggrek untuk Taman Minimalis

Tanaman hias jenis anggrek juga sangat cocok ditempatkan di taman minimalis. Tanaman ini memiliki sifat menginang dan membutuhkan media sebagai tempat hidupnya. Anda bisa meletakkannya di taman minimalis dengan cara digantung.

Selain dari ketiga tanaman hias bunga diatas, sebenarnya masih banyak lagi jenis bunga yang cocok ditanam di taman minimalis. Tidak terbatas bunga saja untuk menghias taman minimalis, Anda juga bisa membuat variasi dengan menanam jenir rumput hijau. Atau bisa juga memberi sentuhan tanaman pohon yang sudah dibonsai.

Bagi Anda yang tertarik dengan tanaman hias, kini Anda bisa membelinya secara online. Tidak perlu khawatir karena ada garansi tanaman hidup selama 14 hari sejak tanaman hias diterima. Juga Anda akan mendapatkan panduan cara menanam tanaman hias secara cuma-cuma. Silahkan kunjungi Toko Online Khusus Tanaman Hias berikut ini >>> BibitBunga.id

Fakta Menarik Tentang Adenium

Tanaman Hias Bunga jenis Adenium saat ini tengah populer dan banyak diminati masyarakat. Bunga Adenium atau yang terkenal dengan nama Kamboja Jepang memang memiliki daya tarik bagi pecinta tanaman hias pada umumnya. Bentuk batang pohonnya yang unik dan warna bunga yang cantik menjadi ciri khas tanaman hias ini. Disamping itu, Adenium juga merupakan jenis tanaman hias dengan perawatan cukup mudah.

Fakta Menarik Tentang Adenium

Ada beberapa fakta menarik tentang Adenium yang seringkali tidak diketahui sebagian kita. Penyebutan nama Kamboja Jepang karena bunga ini mirip pohon kamboja yang biasa  tumbuh di pemakaman. Namun sebenarnya bunga Adenium tidaklah memiliki hubungan marga dengan pohon kamboja. Fakta menarik lainnya adalah, bunga ini juga tidak berasal dari jepang, malainkan dari daerah asia barat dan afrika.

Bunga Adenium sering dijadikan sebagai bonsai meskipun tanaman hias ini tidak memiliki batang kayu. Batang pohonnya bisa dibentuk sedemikian rupa sehingga memberikan tampilan cantik. Jika sudah menjadi bonsai jadi, Adenium bisa dihargai sangat mahal. Apalagi jika sudah berbunga. Bunga Adenium juga merupakan daya tarik tersendiri. Warna bunga yang cerah dan warna wani menjadikannya terlihat cantik dan mempesona.

Jumat, 10 Oktober 2014

Menghias Pagar Dengan Tanaman Hias Merambat Petrea Volubilis

Menghias pagar agar terlihat cantik dan menarik bisa dilakukan dengan berbagi cara, salah satunya dengan menghiasinya dengan tanaman hias. Tanaman Hias paling cocok untuk menghias pagar rumah adalah yang berjenis merambat. Jenis ini antara lain tanaman sirih/suruh, alamanda atau petrea volubilis.

Kali ini kita akan membahas Petrea Volubilis, tanaman hias merambat yang cocok ditempatkan di pagar rumah. Tanaman berjenis perdu ini asalnya dari amerika, jadi mungkin masih agak asing di indonesia. Namun begitu, sebenarnya tanaman ini bisa sangat baik dibudidayakan di indonesia karena sifatnya yang menyukai daerah tropis. Di banyak negara Petrea Volubilis mempunyai beragam sebutan diantaranya Purple Wreath, Purple Vine, Blue Bird Vine, Queen's Wreath dan lain lain.
 
Menghias Pagar Dengan Tanaman Hias Merambat Petrea Volubilis

Petrea Volubilis mempunyai bunga berwarna ungu cerah. Warna bunga yang cantik inilah yang menjadi daya tarik dari tanaman hias ini. Bunga petrea volubilis dapat mekar di sepanjang batang tanaman. Dan lagi, tanaman ini dapat berbunga sepanjang tahun.

Bunga petrea volubilis akan berguguran setelah waktunya. Namun yang menjadi keunikan adalah bunga akan berubah warna terlebih dahulu sebelum jatuh. Warna ungu akan perlahan pudar, dan lalu berubah menjadi hijau sebelum akhirnya berguguran.

Petrea volubilis juga termasuk tanaman hias dengan perawatan mudah. Yang harus diperhatikan adalah pengairan, lakukan setiap hari secara teratur. Penempatannya sebaiknya diletakkan di tempat dengan intensitas sinar matahari penuh.

Untuk media  tanam, petrea volubilis adalah tanaman hias merambat, jadi bisa ditanam di dalam pot. Jangan lupa untuk menyediakan media sebagai tempat perambatan, bisa tali atau tiang kayu. Atau bisa ditambatkan ke pagar atau tembok halaman rumah.

Minggu, 14 September 2014

Percantik Teras Rumah dengan Begonia

Ada banyak manfaat yang bisa didapat ketika menempatkan tanaman hias di teras rumah. Selain secara visual hunian Anda akan terlihat cantik, adanya tanaman di teras rumah dapat menghalangi udara panas dan debu masuk ke dalam rumah. Maka sesempit apa pun lahan teras yang tersisa, manfaatkan itu sebagai area hijau. Hiasi dengan berbagai tanaman hias untuk menjadikannya lebih cantik.

Percantik Teras Rumah dengan BegoniaAda beberapa jenis tanaman hias yang cocok untuk ditempatkan di teras rumah. Perhatikan apakah teras rumah Anda memiliki ruang longgar atau berkonsep taman minimalis. Begonia adalah salah satu tanaman hias bunga yang cocok untuk ditaruh di teras rumah.

Ada beberapa alasan mengapa begonia sangat baik untuk teras  rumah.

Begonia mempunyai bentuk dan warna daun yang sangat indah. Selain itu bunganya juga tidak kalah menawan. Secara teknis, begonia adalah jenis tanaman hias yang tidak menyukai cahaya matahari secara langsung. Tanaman ini juga tidak membutuhkan air yang berlebihan. Karakteristik dan ciri ciri tersebut adalah yang cocok untuk tanaman hias di teras rumah.

Begonia sangat mudah dalam hal perawatan dan pemeliharaan. Sifat tanaman ini juga mudah di bentuk dan atur arah tumbuhnya. Anda tidak mau teras rumah Anda terlihat monoton kan. Coba hiasi dengan begonia, dijamin teras rumah akan terlihat cantik dan indah.

Sabtu, 23 Agustus 2014

Tips Merawat Tanaman Hias Anthurium

Anthurium termasuk jenis tanaman hias dengan perawatan relatif mudah. Keindahan Anthurium terletak pada daun, untuk itu perlu diperhatikan dalam merawat Anthurium, daun menjadi fokus utama. Meskipun keindahan daun Anthurium tidak lepas dari aspek lain. Kali ini kita akan bahas bagaimana merawat Tanaman Hias Anthurium secara baik dan benar.

Dimulai dari media tanam, sebaiknya tidak menggunakan tanah. Tanah akan menghambat laju perkembangan akar, dan hal ini juga akan berakibat ke daun. Media yang disukai Anthurium yaitu media yang porous berupa campuran arang sekam dan pakis cacah. Tujuannya agar akar-akar dari Anthurium ini mudah untuk tumbuh dan menyebar.

Penempatan. Anthurium biasa hidup di tempat yang dinaungi pohon-pohon besar, untuk itu dalam menempatkan tanaman hias di taman sebaiknya juga memilih tempat yang teduh, tidak banyak terkena sinar matahari. Selanjutnya mengenasi petunjuk teknis merawat tanaman hias Anthurium bisa disimak berikut ini.

Teknis Perawatan Tanaman Hias Anthurium

            
Media tanam

Tips Merawat Tanaman Hias AnthuriumMedia tanam untuk Anthurium berbeda-beda untuk masing-masing wilayah dengan iklim, suhu dan kelembaban juga kondisi bangunan dan penataan tanaman pada Green house ( bahan atap dan paranet ). Penggunaan campuran Akar Pakis ( kasar di bawah, lebih halus ke atas ) + Kompos ( dari bahan daun mahoni ) + Pupuk Kandang ( kotoran kambing ) + Sekam Bakar dengan perbandingan 3 : 1 : 1 :1. Untuk ukuran bibit bisa ditambahkan Cocopeat ( serabut kelapa ) untuk lebih menahan kandungan air tapi juga butuh perhatian khusus karena sering menggumpal yang mengakibatkan pertumbuhan akar kurang bagus.

Pupuk / Nutrisi Tanaman

Nutrisi yang diberikan untuk ukuran bibit dan remaja harus diperhatikan unsur N dari pada P dan K dengan kandungan C/N ratio lebih dari 10%. Untuk lebih memacu pertumbuhan akar dan daun bisa menggunakan pupuk Slow release ( banyak tersedia dipasaran ) bisa juga pupuk kemasan cair ( penggunaan dicampur dengan air pada penyiraman ). Berbeda untuk Anthurium bertongkol yang harus diperhatikan bahwa nutrisi untuk akar dan daun mulai dikurangi, yang harus dipacu adalah pertumbuhan tongkol menggunakan pupuk dengan unsur P dan K lebih tinggi dengan kandungan C/N rasio kurang dari 6%. Jadi kita harus memilih prioritas untuk memacu daun atau merangsang dan memacu pertumbuhan tongkol.

Menyiasati Tongkol pada Anthurium

Untuk dua tongkol pertama dan kedua ( tongkol latihan ) sebaiknya dipotong karena pasti penyerbukan kurang berhasil bahkan gagal sama sekali, baru mulai tongkol ketiga harus diperhatikan penyerbukan dengan dibantu dengan usapan kuas atau tangan apabila muncul serbuk sari pada tongkol, terumama untuk jenis Anthurium Gelombang Cinta. Untuk tujuan penyilangan harus dipilih karakter yang bagus dan karakter mana yang mau diambil dari induk pejantan dan betinanya.. Harus diperhatikan dalam 1 indukan tidak boleh ada tongkol terlalu banyak, karena akan mengurangi nutrisi pada tongkol yang menyebabkan kualitas biji kurang bagus dan pertumbuhan tongkol pun terhambat.

Penyakit / Hama pada Anthurium

Penyakit pada tanaman Anthurium disebabkan oleh jamur, ulat, bakteri, suhu yang terlalu panas, terlalu lembab, atau terkena sinar matahari langsung. Penanganan penyakit harus tepat, harus dikenali terlebih dulu penyebabnya apakah jamur, bakteri, ulat/ hama kecil lainnya, atau busuk akar yang di akibatkan media tanam terlalu lembab atau kurang steril, baru digunakan obat yang sesuai yang banyak terdapat di pasaran. Harus diperhatikan juga sirkulasi udara, intensitas sinar matahari dan kebersihan lingkungan dari Green House yang digunakan.

Merawat dan mengkilapkan daun Anthurium

Sekarang ini banyak sekali bahan pengkilap yang digunakan untuk daun Anthurium. Kami menggunakan air dan kapas halus untuk pengelapan rutin, dan seminggu sekali kami menggunakan susu sapi segar untuk lebih menajamkan warna daun. Anda juga bisa memakai santan kemasan yang banyak tersedia di supermarket ataupun santan buatan sendiri. Hindari penggunaan minyak dengan jumlah dan intensitas terlalu sering. Hal ini bisa mengakibatkan daun menguning dikarenakan titik-titik minyak membentuk titik fokus/api ( seperti pada lup atau lensa ) yang mengakibatkan sinar matahari memfokus pada titik yang semakin panas yang dapat menyebabkan daunter bakar.

Harap diperhatikan penanganan dan perawatan Tanaman Hias Anthurium berbeda untuk masing-masing wilayah sesuai dengan ketinggian, suhu dan iklim yang berbeda.

Sabtu, 16 Agustus 2014

Jenis Tanaman Hias Bunga Anthurium Paling Populer

Jenis Tanaman Hias Bunga Anthurium Paling Populer | Tanaman Hias Bunga Anthurium memiliki lebih dari 1000 jenis marga. Sedangkan Anthurium sendiri tergolong dalam keluarga Araceae. Jenis Anthurium yang akan kita bahas kali ini merupakan tanaman anthurium yang sudah populer di indonesia.

Anthurium Jenmanii


Anthurium Jenmanii
Anthurium Jenmanii
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Arecidae
Ordo: Arales
Famili: Araceae (suku talas-talasan)
Genus: Anthurium
Spesies: Anthurium jenmanii.
Anthurium ini bentuk daunnya mirip daun tembakau. Teksturnya keras dan tebal, bertangkai pendek, lebar dan panjang, urat daun tampak jelas dan tepi daun agak bergelombang. Daun muda sedikit agak merah, sedangkan bila sudah tua berwarna hijau. Julukan Sang Raja Anthurium Daun pantas disandang oleh Anthurium jenmanii. Mengapa? Selain berkat penampilannya yang elegan, kokoh, dan berwibawa, Anthurium jenmanii juga menduduki tahta tertinggi di jagad bisnis tanaman hias anthurium daun berkat harganya yang tetap tinggi di tengah sederet nama anthurium lain.

Anthurium Gelombang Cinta


Anthurium Gelombang Cinta
Anthurium Gelombang Cinta
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Arecidae
Ordo: Arales
Famili: Araceae (suku talas-talasan)
Genus: Anthurium
Spesies: Anthurium plowmanii.
Anthurium Gelombang Cinta juga beken dengan nama wafe of love. Anthurium gelumbang cinta murni memiliki ciri daunnya tebal, lonjong panjang, berujung runcing, dan tepinya bergelombang. Gelombang yang indah di tepi daun inilah yang manjadi ciri utamanya. Permukaan tanaman hias daun ini berwarna hijau mengilap, panjang daun bisa mencapai satu meter dan lebar bisa mencapai 10 - 30 centimeter tangkai daun pendek dan kekar, seludang bunga dan tongkol berwarna ungu.


Anthurium Hookeri


Anthurium Hookeri
Anthurium Hookeri
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi: Spermatophyta
Kelas: Monocoty ledonae
Sub Kelas: Arecidae
Ordo: Arales
Famili: Araceae (suku talas-talasan)
Genus: Anthurium
Spesies: Anthurium hookeri.

Jenis ini dikenal dengan sebutan anthurium    sarang burung karena susunan daunnya tumbuh seperti sarang burung. Semakin ke atas, daunnya melebar, dan cenderung rebah. Tangkai daunny pendek, kaku, tebal, dan berwarna gelap. Daunnya halus tidak berbulu, berwarna hijau muda mengilap dan tebal. Ketebalan daun bervariasi, mulai dari yang tipis hingga tebal. Pinggiran daun agak bergelombang dengan urat-urat daun tampak menonjol. Lebar daun mencapai 35 cm dengan panjang mencapai 60 cm. Anthurium ini ada yang bertangkai hijau dan bertangkai merah.

Bagi Anda yang tertarik dengan tanaman hias Anthurium, kini Anda bisa membelinya secara online. Tidak perlu khawatir karena ada garansi tanaman hidup selama 14 hari sejak tanaman hias diterima. Juga Anda akan mendapatkan panduan cara menanam tanaman hias anthurium secara cuma-cuma. Silahkan kunjungi Toko Online Khusus Tanaman Hias berikut ini >>> BibitBunga.id

Itulah tanaman hias bunga anthurium yang sudah sangat terkenal di Indonesia. Masing masing pernah merajai pasar tanaman hias dan mengangkat bisnis tanaman hias pada eranya. Jenis anthurium diatas bahkan sempat dihargai sangat mahal.

Sabtu, 09 Agustus 2014

Cara Budidaya Tanaman Hias Bunga Begonia

Tanaman Hias Bunga Begonia
Begonia merupakan tanaman hias dari keluarga Begoniaceae. Spesies tanaman ini di seluruh dunia diperkirakan mencapai 1500 jenis. Begonia spesies dibedakan menjadi dua, begonia alam dan begonia eksotik. Begonia alam bisa diartikan sebagai begonia dengan penampilan "biasa-biasa" saja, sementara begonia eksotik memiliki penampilan menawan dengan aneka bentuk, warna, corak, dan ukuran daun dan bunga yang beragam. Cantik dan eksotik. Dua kata ini seolah menggambarkan sosok begonia.

Begonia bisa diperbanyak dengan beberapa cara. Setek irisan daun paling sering dipakai untuk perbanyakannya. Mari kita pelajari langkah-Iangkah setek irisan daun. Kelebihan cara ini adalah dari satu daun dapat dihasilkan beberapa tunas baru. Berikut adalah cara setek irisan daun begonia.

1. Sterilkan media Pakailah pasir steril sebagai media setek begonia. Apa sih pasir steril? Sebenarnya hanya pasir biasa. Cuma sudah disterilkan terlebih dahulu. Caranya? Tampung pasir dalam wadah semisal baskom. Tuangkan air mendidih ke dalam wadah berisi pasir. Tutup dan diamkan selama sehari. Bakteri dan penyakit yang ada dalam pasir bakalan mati. Dalam sehari, air dan pasir biasanya masih panas. Setelah itu buang air mendidih. Pasir dikeringangin sampai dingin. Siap deh dipakai.

2. Potong daun Ambil daun dari tanaman begonia. Pilih tanaman indukan yang bagus dan sehat. Daun yang akan disetek harus bebas penyakit. Cirinya, daun bersih, mulus, segar dan tidak ada cacat. Sebaiknya pakai daun begonia yang tak terlalu muda tapi juga tak terlalu tua. Daun yang sedengan itu berada di at as posisi daun terbawah dari tanaman. Cuci daun sampai bersih kemudian tiriskan. Setelah itu potong daun membentuk segitiga. Tulang daun harus ada pada setiap irisan daun.

3. Tanam irisan daun Masukan pasir yang sudah dingin ke dalam pot. Bisa juga pakai wadah yang lebih lebar macam nampan. Penanamannya sangat mudah. Cukup tancapkan irisan daun ke dalam media pasir steri!. Bagian irisan daun yang runcing ditancapkan. Tancapan dibuat miring sekitar 45%. Kira-kira separo dari irisan daun menancap di media.

4. Kerudungi plastik Setelah irisan daun tertanam, kerudungi pot dengan plastik. Pakailah plastik transparan agar perkembangan setek bisa dimonitor setiap saat. Pengkerudungan dimaksudkan agar kelembapan yang ada pada media terus terjaga. Air yang sudah menguap akan akan tertangkap oleh kerudung dan akan tumbuh lagi ke media. Sebaiknya taruh di tempat teduh.

5. Buka kerudung Dalam jangka waktu sebulan, akar akan mulai tumbuh. Tunas baru begonia pun akan mulai muncul dari masing-masing irisan daun. Setelah itu kerudung boleh dibuka. Biarkan selama seminggu berada di tempat semula. Selama itu lakukan perawatan seperti penyiraman. Penyiraman cukup dilakukan dengan percikan air tipis, sehari sekali. Berikan juga sedikit pupuk cair pada media.

6. Pindahkan tunas Dua minggu setelah kerudung dibuka, tunas siap dipindahkan Cabut secara hati-hati irisan daun yang sudah ditumbuhi tunas. Upayakan akar tidak terluka. Penggunaan pasir porous akan memudahkan pencabutan. Setelah tercabut, pindahkan tanaman muda itu ke pot individu. Media tanam di pot individu berupa campuran tanah, pasir/sekam, dan pupuk (komposisi 1:1:1).

Begonia akan tumbuh baik jika mendapatkan cahaya matahari yang tidak langsung. Oleh karena itu begonia banyak di tempatkan di teras-teras rumah maupun di dalam rumah. Bisa menjadi ide buat Anda dalam memilih jenis tanaman hias dalam ruangan.

Senin, 04 Agustus 2014

Tanaman Hias Untuk Halaman Rumah dan Manfaatnya

Tanaman Hias Untuk Halaman Rumah dan Manfaatnya | Jenis tanaman hias bunga dan hortikultura atau buah yang cocok di tanam di halaman rumah. Sudah banyak saya bahas di blog ini tentang berbagai manfaat menanam tanaman hias di pekarangan rumah. Nah kali ini, kembali kita akan ulas beberapa tanaman hias bunga maupun buah yang baik ditanam di taman rumah beserta manfaat dan kegunaannya.

Tanaman Bunga Bougenville


Tanaman Hias Untuk Halaman Rumah dan Manfaatnya
Tanaman hias bunga ini selain punya bentuk yg indah, mudah perawatan, bisa di modifikasi warna dan bunganya juga berfungsi sebagai filter debu untuk rumah kita.Selain itu tanaman ini tidak terlalu besar dan akarnya pun tidak merusak pagar atau tembok rumah karena akarnya yg lembut tapi kuat.

Kalau halamannya lumayan besar, menurut saya pohon palem sangat bagus dan dapat membuat kesan indah/asri. Untuk tanaman kecil lainnya, banyak sekali yang bisa ditanam contoh : anggrek, mawar, melati, alamanda, kembang sepatu, dll

Tanaman Peneduh


Pohon mangga gampang merawatnya, cocok untuk peneduh, dan tentunya bisa dinikmati hasil buahnya. Pohon peneduh menciptakan iklim mikro, sehingga angin yg masuk ke pekarangan dan ke dalam rumah akan lebih sejuk karena telah mendapat bulir-bulir uap air. Mangga adalah salah satu yang tajuk pohonnya tepat sebagai peneduh.

Tanaman Penyerap Racun


Tanaman hias dan bunga yang memiliki fungsi sebagai penyerap racun antara lain: lidah mertua, krisan, lidah buaya, sansiviera, andong, aglonema, beringin. Bahkan lidah mertua mampu menyerap logam berat seperti timbal yang paling berbahaya yang ada di udara.

Jenis aglonema sangat cocok ditanam di sekitar rumah bagi perokok karena segala jenis aglonema, selain mampu menyerap CO2 juga bisa menyerap nikotin dengan baik.

Tanaman Penolak Nyamuk


Tanaman hias yang bisa berfungsi sebagai hiasan sekaligus penolak nyamuk, antara lain, selasih, tahi kotok, suren, zodia, geranium, rosemary dan tembelekan. Yang bisa dijadikan anti nyamuk oles alami misalnya, kenanga, lavender dan catnip. Nyamuk tidak menyukai beberapa jenis tanaman hias tersebut karena mengeluarkan senyawa yang tidak disukai bahkan bisa mematikan nyamuk.

Diharapkan dengan mengetahui berbagai manfaat tanaman hias tersebut dapat menggerakkan kita semua untuk menciptakan lingkungan hijau. Sebagaimana kita ketahui, dilingkungan perkaotaan saat ini sangat sedikit sekali ruang terbuka hijau yang tersedia. Ayo kita mulai budidaya tanaman hias.